Untuk
kali pertama di Indonesia, sebuah konsesi hutan alam berhasil melakukan
integrasi rencana pengelolaan produksi dan pelestarian satwa langka
melalui pendekatan pengelolaan hutan secara lestari. Salah satunya
adalah PT Suka Jaya Makmur (SJM), sebuah perusahaan yang berlokasi di
Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Perusahaan
pengelola hutan alam tersebut menerima sertifikat pengelolaan hutan
lestari dari Forest Stewardship Council (FSC) pada Jumat (19/8) di
Jakarta. Sertifikat FSC diberikan pada perusahaan-perusahaan bidang
kehutanan di seluruh dunia yang berkomitmen tinggi menjalankan bisnis
mereka dengan memperhatikan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial.
Direktur
Jenderal Bina Usaha Kehutanan (BUK) Departemen Kehutanan RI, Iman
Santoso mengapresiasi upaya PT SJM dan para pihak terkait. “Untuk
pertama kalinya di Indonesia ada sebuah konsesi hutan alam berhasil
mengintegrasikan aspek pemanfaatan dan kelestarian alam dalam rencana
pengelolaan hutan produksinya,” katanya melalui siaran pers yang dirilis
WWF-Indonesia Program Global Forest and Trade Network (GFTN), Jumat
(19/8) di Jakarta.
Iman
menyebut pengelolaan hutan produksi secara lestari adalah hal yang
sangat mungkin dilakukan, khususnya untuk mendukung upaya konservasi
keanekaragaman hayati di luar kawasan yang dilindungi. Dia berharap
sistem pengelolaan seperti ini bisa direplikasi pada konsesi-konsesi
lainnya di Indonesia.
Hasil
penelitian WWF pula, menunjukkan sepanjang logging dilakukan dengan
cara-cara yang lestari, pakan alami orangutan dapat terjaga dan
tersedia. Selain itu, ancaman perburuan dapat dikontrol secara ketat
agar orangutan dapat hidup di dalam hutan produksi dengan baik.
Diperkirakan
saat ini total populasi orangutan di Kalimantan hanya tersisa sekitar
54,000 individu. Ancaman terbesar bagi primata besar ini adalah
kerusakan habitat oleh kegiatan manusia seperti pembukaan lahan untuk
perkebunan, pertanian, tambang, dan perumahan.
Kerusakan
habitat menyebabkan semakin menyusutnya habitat orangutan di Kalimantan
dan menurunkan jumlah serta sebaran populasinya. Saat ini orangutan
tersebar tidak hanya di kawasan konservasi, tetapi juga di luar kawasan
konservasi, termasuk di hutan produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar