Rabu, 04 Januari 2012

Kehidupan Satwa Langka

Untuk kali pertama di Indonesia, sebuah konsesi hutan alam berhasil melakukan integrasi rencana pengelolaan produksi dan pelestarian satwa langka melalui pendekatan pengelolaan hutan secara lestari. Salah satunya adalah PT Suka Jaya Makmur (SJM), sebuah perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Perusahaan pengelola hutan alam tersebut menerima sertifikat pengelolaan hutan lestari dari Forest Stewardship Council (FSC) pada Jumat (19/8) di Jakarta. Sertifikat FSC diberikan pada perusahaan-perusahaan bidang kehutanan di seluruh dunia yang berkomitmen tinggi menjalankan bisnis mereka dengan memperhatikan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial.

Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan (BUK) Departemen Kehutanan RI, Iman Santoso mengapresiasi upaya PT SJM dan para pihak terkait. “Untuk pertama kalinya di Indonesia ada sebuah konsesi hutan alam berhasil mengintegrasikan aspek pemanfaatan dan kelestarian alam dalam rencana pengelolaan hutan produksinya,” katanya melalui siaran pers yang dirilis WWF-Indonesia Program Global Forest and Trade Network (GFTN), Jumat (19/8) di Jakarta.

Iman menyebut pengelolaan hutan produksi secara lestari adalah hal yang sangat mungkin dilakukan, khususnya untuk mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati di luar kawasan yang dilindungi. Dia berharap sistem pengelolaan seperti ini bisa direplikasi pada konsesi-konsesi lainnya di Indonesia.

Hasil penelitian WWF pula, menunjukkan sepanjang logging dilakukan dengan cara-cara yang lestari, pakan alami orangutan dapat terjaga dan tersedia. Selain itu, ancaman perburuan dapat dikontrol secara ketat agar orangutan dapat hidup di dalam hutan produksi dengan baik.
Diperkirakan saat ini total populasi orangutan di Kalimantan hanya tersisa sekitar 54,000 individu. Ancaman terbesar bagi primata besar ini adalah kerusakan habitat oleh kegiatan manusia seperti pembukaan lahan untuk perkebunan, pertanian, tambang, dan perumahan.
Kerusakan habitat menyebabkan semakin menyusutnya habitat orangutan di Kalimantan dan menurunkan jumlah serta sebaran populasinya. Saat ini orangutan tersebar tidak hanya di kawasan konservasi, tetapi juga di luar kawasan konservasi, termasuk di hutan produksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar